OPINI - Semalam lu nonton debat? Debat capres. Seru kagak? Pasti seru. Seperti gue bilang sebelumnya: yang pinter akan kelihatan pinter. Yang blo'on juga akan kelihatan blo'onnya. Nah, ini penting supaya rakyat bisa memilih pemimpin yang pinter, bukan yang blo'on. Itu pesannya. Paham?
Dari debat semalam, kelihatan siapa yang menyiapkan diri jadi presiden. Siapa yang siap memimpin Indonesia kedepan. Siapa yang kagak siap dan hanya mengejar kekuasaan, itu juga kelihatan sekali.
Ini baru debat perdana. Puluhan juta rakyat Indonesia ikut nonton debat. Apa yang terjadi dalam debat? Sesuai prediksi. Lu, pasti tahu lah.
Anies Baswedan dapat giliran pertama. Sesuai nomor urut 01. Anies Menyampaikan visi dan misi. Intinya: tegakkan aturan untuk semua. Di negara hukum, kekuasaan harus patuh kepada hukum. Di negara kekuasaan, hukum patuh pada kekuasaan. Kita dorong hukum supaya tegak. Faktanya hari ini, hukum bengkok. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Kita tidak bisa didiamkan, kita harus ubah. Hari ini, ada milenial menjadi cawapres. Sementara ada banyak generasi Z di luar sana ketika berbicara dan membela mereka yang termarjinalkan harus berhadapan dengan kekerasan".
Anies Baswedan langsung gigi 4. Gas tinggi. Lugas dan buka fakta, apa adanya. Tajam sekali narasinya. Kepada siapa ditujukan? Lu pasti paham.
Prabowo sepertinya terpancing. Merasa disindir. Karena Prabowo dalam posisi mendukung penuh penguasa. Bahkan ambil anak penguasa menjadi cawapresnya. Apapun yang dilakukan penguasa, ia amin-kan. Ketika penguasa disindir, terasa ada kegeraman yang ia tahan. Emosinya mulai kagak stabil. Sesuai prediksi banyak orang: Prabowo akan tertekan. Jika tertekan, maka kata-kata yang keluar kagak beraturan. Seperti yang lu lihat semalam.
"Apa perasaan bapak ketika bersama Gibran mendaftar ke KPU? Yang sebelumnya MKMK telah memutuskan ada masalah etik dengan pencalonan wakil bapak?" Kira-kira begitu pertanyaannya. Prabowo terbata-bata jawabnya. Dan selalu terbata-bata jika ada tekanan.
Begitu juga ketika Ganjar Pranowo nanya: "pertama, kasus 98 banyak terjadi pelanggaran HAM. DPR telah mendorong terbentuknya tim untuk menuntaskan kasus HAM. Apakah bapak akan melanjutkan untuk menyelesaikan persoalan HAM ini? Kedua, 13 orang yang diculik tahun 1998, bersediakah bapak menunjukkan kepada keluarga dimana kubur mereka? Biar keluarga bisa ziarah.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Memang Beda
|
Lagi-lagi lu lihat wajah Prabowo tegang. Dia jawab dengan suara yang mulai meninggi. Direspon oleh Ganjar: "bapak belum menjawab dua pertanyaan saya". Buyar !
Ketika Prabowo mencoba menyerang Anies dengan mempermasalahkan polusi di ibu kota. "Padahal anggaran DKI besar, kenapa polusi di Jakarta parah?", tanya Prabowo. Lalu dijelaskan oleh Anies dengan data. Prabowo "ngeyel". Anies bilang: "inilah bedanya menggunakan data dengan tidak pakai data".
Ini sedikit cuplikan dari debat semalam bro. Tapi emang kagak nyambung. Bukan kelasnya. Prabowo sama sekali tidak mengungkapkan data yang diperlukan. Bicaranya sporadis. Ngalor-ngidul kagak karuan. Kadang-kadang kagak nyambung dengan apa yang ditanyakan. Maklum, sudah sepuh. Udah tiga kali nyapres, sekali nyawapres. Terlalu sering. Mungkin kelelahan. Harap maklum.
Dibanding Anies misalnya, jawaban-jawaban Anies menunjukkan ia menguasai masalah. Anies memang nampak telah mempersiapkan dirinya menjadi presiden. Ini terlihat bagaimana Anies memang menguasai masalah. Anies memiliki gagasan-gagasan yang sepertinya sudah lama mengendap tentang potret Indonesia masa depan.
Ganjar lebih rileks. Tenang dalam menjawab setiap persoalan. Sangat santai dan menikmati debat. Hanya saja, jawaban-jawaban Ganjar masih terlihat normatif. Jawaban-jawabannya datar. Tidak ada sesuatu yang baru. Di situlah kelas Ganjar.
Hanya Prabowo yang babak belur. Dikuliti habis oleh Anies dan Ganjar. Menahan emosi, terbata-bata, jawabannya agak kacau. Namanya juga tertekan. Ada yang japri gue: "hafalannya kagak keluar". Ah, yang bener. Setahu gue, Prabowo kagak suka hafalin sesuatu. Makanya, kagak punya cukup data.
Ini baru debat pertama bro. Akan ada debat kedua, ketiga, keempat, sampai kelima. Lu bisa bayangin parade debat kedua sampai lima. Bakal makin seru. Tonton terus ya... kasih tahu yang lain ini pendidikan politik paling mencerdaskan. Wajib nonton. Kalu lu paham, lu kagak akan salah pilih pemimpin.
Depok, 13 Desember 2023
Alex Wibisono
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa